Direktur Pelaksana Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, meyakini duet Valentino Rossi dan Maverick Vinales akan menjadi superteam ajang MotoGP. Jarvis mengaku bangga dapat menggabungkan Rossi dan Vinales.
Rossi berstatus juara dunia sembilan kali, sedangkan Vinales dinilai sebagai pembalap muda potensial yang segera bersinar di MotoGP. Jarvis percaya, duet Rossi dan Vinales tidak kalah dengan ketika Movistar Yamaha masih diperkuat Jorge Lorenzo.
Menurut Jarvis, dua rider ini lapar akan kemenangan, sehingga itu akan berdampak bagus bagi timnya kala berkiprah di MotoGP 2017. Pengalaman segudang yang dimiliki Rossi juga dapat memengaruhi performa Vinales, yang baru menginjak usia 22 tahun.
"Kami memiliki superteam bersama Vale (Rossi) dan Mack (Vinales), keduanya begitu unik. Kami memiliki legenda seperti Vale dengan karier yang sangat luar biasa," ujar Jarvis, seperti dilansir Sport Rider.
Bergabung dengan Movistar Yamaha untuk MotoGP 2017, Maverick Vinales tak ragu bersaing dengan Marc Marquez dan Valentino Rossi. Vinales mengaku punya cara mengalahkan Marquez dan Rossi.
Marquez, yang mengendarai motor Repsol Honda dan Rossi sebagai rider Movistar Yamaha, bakal jadi pesaing terberat Vinales. Marquez berstatus juara dunia MotoGP 2016, sedangkan Rossi sebagai runner up.
Vinales mengakui kemampuan Rossi di lintasan balap dengan pengalaman segudang. Sementara Marquez juga mesti dia taklukkan bila ingin mencetak sejarah menjadi juara dunia MotoGP 2017.
"Vale (Rossi) petarung yang hebat di lintasan, yang dapat menciptakan perseteruan mental. Itu menjadi kekuatannya dan ia tidak pernah menyerah," tutur Vinales, seperti dilansir Speedweek.
"Namun, Marc (Marquez) jelas tak mengikuti jejaknya untuk yang satu ini. Untuk melawan keduanya, Anda harus selalu mencoba menggunakan setiap kesempatan hingga lap terakhir. Hanya dengan cara itu Anda bisa jadi nomor satu di MotoGP," ucapnya.
Pembalap asal Spanyol ini juga tidak segan dengan perang mental dengan Rossi. Dengan kengototan Vinales, bukan tidak mungkin muncul persetaruan dengan Rossi di masa depan.
Pria berusia 23 tahun tersebut juga memprediksi bakal ada sedikit gesekan antara Vinales dan Rossi. Marquez meyakini hal tersebut karena dua rider Yamaha Movistar itu berambisi menjadi juara dunia.
"Saya mungkin bisa sedikit memahami bagaimana balapan musim depan berjalan. Saya pikir mereka bakal menjalin hubungan baik. Namun, tidak mudah menjaga hubungan antara rekan setim yang menjadi rival," ujarnya.
Saya bisa melihat kalau Vinales bisa bertarung untuk gelar kejuaraan, seperti Rossi. Pada MotoGP 2016, Rossi dan Vinales sudah membuktikan kekuatannya," kata Marquez mengakhiri.
Pembalap Repsol Honda Team, Marc Marquez menyebut calon lawan tersulitnya untuk MotoGP 2017, selain rider Movistar Yamaha, Valentino Rossi. Siapa yang diwaspadai Marquez?
Dikutip dari Motor Sport, Marquez menyebut tandem baru Rossi, Maverick Vinales sebagai ancaman serius untuk gelar juara dunia MotoGP 2017. Terlebih lagi, Vinales bisa masuk empat besar bersama Suzuki musim lalu.
"Yang ada di bayangan saya, dia (Vinales) sangat cepat. Dia juga sudah membuktikannya dengan Suzuki," kata pembalap asal Spanyol tersebut.
"Setelah dua tahun yang tidak mudah (bersama Suzuki), kemudian dapat motor yang lebih lengkap seperti Yamaha, dia bisa menjadi lebih kuat. Ini bakal menjadi pertarungan gelar juara MotoGP dari balapan pertama," ucap Marquez.
Pria berusia 23 tahun tersebut juga memprediksi bakal ada sedikit gesekan antara Vinales dan Rossi. Marquez meyakini hal tersebut karena dua rider Yamaha Movistar itu berambisi menjadi juara dunia.
"Saya mungkin bisa sedikit memahami bagaimana balapan musim depan berjalan. Saya pikir mereka bakal menjalin hubungan baik. Namun, tidak mudah menjaga hubungan antara rekan setim yang menjadi rival," ujarnya.
Meski memiliki hubungan yang tak harmonis, Valentino Rossi tetap menghormati Jorge Lorenzo sebagai salah satu pembalap terbaik di MotoGP. Itu yang membuat Rossi selalu menjadikan Lorenzo sebagai salah satu pesaingnya.
Salah satu alasan yang membuat Rossi begitu menghormati Lorenzo adalah prestasinya mengoleksi tiga gelar juara dunia bersama Movistar Yamaha, yakni musim 2010, 2012, 2015. Dan di MotoGP 2017, Rossi tak akan lagi menjadi rekan setim Lorenzo yang hijrah ke Ducati.
Sebagai gantinya, Rossi bakal ditemani Maverick Vinales yang direkrut dari Suzuki Ecstar. Masalahnya, Vinales juga memiliki potensi meraih gelar juara dunia seperti Lorenzo. Itu yang membuat The Doctor juga ikut mewaspadai Vinales.
"Tak akan ada dampak, tapi saya penasaran melihat bagaimana selanjutnya. Vinales lebih muda, generasi setelah Lorenzo. Lorenzo pembalap hebat, saya berharap Maverick tidak lebih kuat. Tapi, itu tak akan menjadi pesaingan yang menjalan keluar dari MotoGP," kata Rossi seperti dikutip Tuttomotoriweb.
Jika Vinales mampu melaju kencang bersama Yamaha, Rossi juga mengaku sudah siap menghadapi persaingan. Itu karena ia sudah berpengalaman dalam menghadapi para rivalnya di lintasan MotoGP.
Marc Marquez meyakini jika duo pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan Maverick Vinales jadi pesaing terberatnya untuk MotoGP 2017. Hasil di tes pramusim pertama MotoGP 2017 di Sirkuit Sepang, Malaysia, jadi patokan bagi Marquez.
Menurut pembalap Repsol Honda ini, tes pramusim Rossi dan Vinales terbilang bagus. Dia melihat Rossi bisa saja mengakhiri dominasi pembalap Spanyol selama beberapa tahun terakhir di ajang MotoGP.
"Apakah saya ingin mereka melawan satu sama lain? Ya dan tidak. Seringkali Anda mencoba untuk mengalahkan rekan setim dan mencoba untuk mengendarai motor lebih cepat dari sebelumnya. Maksud saya, rekan setim selalu menjadi saingan pertama Anda," jelas Marquez, seperti dikutip Autosport, Minggu (5/2/2017).
Dari segi pengalaman dan usia semua orang mungkin akan sepakat jika memilih Lorenzo. Tapi, dalam pengujian di Valencia (November) dan tes pramusim di Malaysia, Vinales justru mampu unjuk kebolehan dan cepat dalam mengendarai kuda besi YZR M1.
rianseo.com - Tiga kali runner up MotoGP berturut-turut bukan sebuah pencapaian yang diinginkan Valentino Rossi. Penyebab Rossi belum juga bisa merayakan gelar kesepuluh karena kegagalan yang selalu disebabkan pembalap asal Spanyol.
Pada 2014 misalnya, Rossi gagal merebut juara dunia kesepuluh sepanjang karier balapnyanya setelah Marc Marquez tampil mentereng dengan gelar usai berhasil merebut 13 kali podium. Satu tahun kemudian, The Doctor mempunyai kans besar untuk membawa pulang trofi ke kampung halaman di Tavullia, Italia.
Kesialan The Doctor berlanjut setahun kemudian atau pada MotoGP 2016. Marquez kembali bisa mengalahkan Rossi, bahkan The Baby Alien memastikan gelar sebelum semua seri balap tahun lalu selesai.
Tak ingin terjebak dengan kenangan di masa lalu, Rossi mencoba untuk berpikir positif jelang menyambut musim baru MotoGP 2017. Rossi menerangkan, dirinya ingin fokus dan merebut kemenangan di setiap putaran.